Oleh Ifwandi
Abstrak : Cabang
olahraga bola basket merupakan salah satu cabang olahraga permainan
yang dimainkan oleh dua regu yang bertujuan untuk dapat memasukkan bola
sebanyak-banyaknya ke dalam keranjang lawan. Untuk mencapai tujuan
tersebut seorang pemain dituntut mampu menguasai teknik dasar permainan
bola basket dengan sempurna. Salah satunya yang berperan dalam
bola basket adalah seorang atlet dituntut memiliki power otot bahu yang
baik sehingga gerakan-gerakan yang dilakukan efektif dan efisien.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara power otot bahu dengan ketrampilan bermain bola basket mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah Kuala Angkatan 2004. Penelitian ini dapat digolongkan korelasional yaitu untuk mengungkapkan terdapat tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel penelitian. Dalam peneltian ini yang dijadikan sampel
penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah Kuala Angkatan 2004 yang berjumlah
11 orang yang dipilih secara acak (random sampling). Hasil
perhitungan korelasi atau nilai r hitung sebesar 0,839 dan apabila
dibandingkan dengan nilai r tabel pada taraf signifikan 0,05 sebesar
sebesar 0,602. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan power bahu
berpengaruh secara langsung terhadap keterampilan bermain bola basket
pada Mahasiswa Program Studi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah Kuala Angkatan 2004.
PENDAHULUAN
Aktivitas
olahraga dewasa ini dirasakan semakin penting dalam kehidupan
masyarakat. Adapun tujuan daripada setiap orang melakukan kegiatan
olahraga itu berbeda-beda. Sebagian orang melakukan kegiatan olahraga
hanya sebagai pengisi waktu senggang atau hanya untuk mencari hiburan
(rekreasi), sebagian lagi melakukan aktivitas olahraga untuk tujuan
pencapaian kesehatan dan ada juga sebagian bertujuan untuk pencapaian
prestasi.
Prestasi yang ingin dicapai oleh seorang atlet dalam salah satu cabang
olahraga bukan merupakan hal yang mudah. Dalam hal ini pengetahuan yang
terkait mengenai manusia sebagai objek yang akan diolah prestasinya
mencapai maksimal harus dimasukkan ke dalam hal yang terpadu.
Pengetahuan
yang terkait di dalamnya antara lain ilmu kedokteran, ilmu fisiologi,
ilmu jiwa, ilmu gizi dan ilmu kepelatihan. Hal ini membukti-kan bahwa
banyak sekali faktor yang menentukan tercapainya prestasi olahraga.
Faktor-faktor tersebut seperti keadaan gizi, postur tubuh, kecerdasan,
kehidupan sosial, sarana dan prasarana serta pelatih yang berpengalaman.
Cabang
olahraga bola basket merupakan permainan yang sangat digemari oleh
seluruh lapisan masyarakat baik di Indonesia, China, Amerika Utara dan
Eropah. Permainan bola basket disamping diminati oleh kaum pria juga
sangat disenangi oleh kaum wanita. Cabang olahraga bola basket juga
merupakan salah satu permainan yang paling digemari dan disenangi oleh
para siswa, mahasiswa dan para pemuda. Permainan bola basket juga
dikenal hampir di seluruh negara-negara di dunia. Hal ini terlihat dari
keikutsertaan negara-negara pada kejuaraan-kejuaraan bertaraf
internasional seperti Asean Games dan Olimpiade. Hampir setiap negara mengirimkan atlet bola basket untuk mewakili negaranya masing-masing.
Bagi
negara-negara yang berada di benua Eropah, permainan bola basket
diajarkan di sekolah-sekolah lanjutan pertama baik putera maupun puteri.
Di
sekolah lanjutan ini mulai tampak bahwa permainan bola basket sangat
digemari. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau bermunculan klub-klub
junior baik yang sungguh-sungguh membina pemainnya untuk dijadikan
pemain profesional maupun klub-klub yang hanya sekedar menampung
penggemar-penggemar permainan bola basket.
Perkembangan
olahraga bola basket di Indonesia mengalami perubahan yang pesat. Hal
ini diakibatkan karena olahraga bola basket ini sangat digemari oleh
masyarakat luas dan juga tidak membutuhkan lapangan yang terlalu luas
dan juga peralatan yang tidak terlalu mahal. Peralatan yang digunakan
masih mampu dijangkau oleh golongan lapisan masyarakat sederhana.
Sedangkan jumlah pemainnya hanya lima orang dalam satu regu. Disamping
itu olahraga bola basket ini juga merupakan olahraga yang dikembangkan
di sekolah-sekolah sebagai pengisi kegiatan ekstra kurikuler.
Permainan
bola basket juga berkembang dalam lingkungan masyarakat, sekolah maupun
perguruan tinggi. Pembelajaran olahraga di Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, khususnya permainan bola
basket merupakan bagian dari kurikulum pendidikan jasmani, juga dapat
dijadikan sebagai ajang prestasi antar sekolah. Sedangkan di lingkungan
masyarakat olahraga bola basket mempunyai kebanggaan tersendiri apabila
dalam suatu turnamen mampu memperoleh juara atau prestasi. Sehubungan
dengan nama harum lingkungan daerah, maka dalam masyarakat muncul
klub-klub bola basket yang terbina oleh para pemuda pencinta olahraga
ini. Sehingga dengan demikian dalam wilayah Daerah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam telah muncul berbagai klub bola basket yang terbina secara baik.
Pembinaan
bola basket oleh masyarakat disebabkan permainan bola basket disamping
mampu untuk meningkatkan keterampilan pemain juga mempunyai
ketentuan-ketentuan dan persyaratan yang harus diperhatikan oleh kedua
pihak yang bermain. Atlet bola basket dituntut memiliki teknik bermain
sebaik mungkin. Adapun teknik-teknik yang terdapat dalam permainan bola
basket tersebut adalah : melempar dan menangkap bola, menembak bola ke
keranjang dan menggiring bola.
Daya
ledak (power) otot bahu merupakan komponen yang sangat dominan dalam
mempengaruhi ketrampilan bermain bola basket. Hal ini dapat dilihat dari
gerakan yang dilakukan oleh pemain, yaitu berusaha untuk melontarkan
bola ke arah depan dalam jarak yang maksimal. Lontaran bola yang
dilakukan merupakan gabungan komponen kekuatan otot dan kecepatan untuk
mengerahkan otot dalam upaya mencapai jauhnya operan, ketepatan menembak
dan ketrampilan menggiring bola. Untuk itu penulis berkeinginan untuk
membuktikan hal tersebut melalui suatu penelitian.
Secara
umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara power
otot bahu dengan ketrampilan bermain bola basket pada Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah
Kuala Angkatan 2004.
Diharapkan
hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi pembina,
pelatih dan atlet serta guru olahraga dalam rangka menerapkan program
latihan untuk peningkatan atlet cabang olahraga bola basket.
KERANGKA PEMIKIRAN
Sejarah Perkembangan Bola Basket
Permainan
bola basket pertama sekali diperkenalkan oleh bangsa Amerika yaitu pada
tahun 1891 di Springfield College (Akademi kota Springfield) di negara
bagian Massachusets oleh Dr. James Naismith dan merupakan satu-satunya
cabang olahraga internasional yang telah berkembang dalam kebudayaan
Amerika serta kepada masyarakat dunia.
Latar
belakang lahirnya olahraga bola basket ini disebabkan karena kurangnya
minat akan gerak badan pada musim dingin yang panjang, sehingga saat itu timbul
keinginan untuk menciptakan salah satu cabang olahraga baru yang
menyenangkan, mudah dipelajari dan menghindari permainan kasar. Dr.
James Naismith mampu memenuhi keinginan tersebut. Pada permulaan
permainan ini diciptakan, James Naismith memaku dua buah keranjang
buah-buahan pada dinding tembok dan melemparkan bola ke dalam keranjang
tersebut.
Semenjak
diciptakan permainan bola basket, perkembangannya mengalami perubahan
yang sangat pesat dan terus menerus dilakukan penyempurnaan, baik
peraturan maupun teknik permainannya. Pertama sekali
diizinkan tiga sampai empat puluh pemain dalam setiap regu. Sedangkan
setelah mengalami perkembangan pada akhirnya jumlah pemain setiap
regunya terdiri dari lima orang.
Permainan bola basket saat ini sudah berkembang, diperkirakan bahwa di Amerika Serikat kira-kira 150 orang penggemar setiap tahunnya menonton
pertandingan bola basket pada segala tingkat. Negara bagian Amerika
Serikat kini mengakhiri musim-musim belajar di Sekolah Lanjutan Atas
dengan pertandingan-pertandingan dan sampai saat ini telah menjadi
tradisi (Perry, 1985). Lebih lanjut Ambler (1986) mengatakan : Di Eropa
dalam tahun 1960 telah berkembang olahraga mini bola basket. Bola
yang digunakan adalah bola yang lebih kecil dan lebih ringan. Sementara
tiangnyapun dipakai tiang tiang yang lebih rendah. Mini bola basket
diciptakan untuk anak-anak berusia delapan sampai tiga belas tahun.
Berdasarkan
kutipan di atas jelas terlihat bahwa permainan bola basket telah banyak
mengalami perkembangan sejak pertama diciptakan sampai sekarang ini.
Sedangkan perkembangan olahraga bola basket di Indonesia juga mengalami
perkembangan yang cukup baik. Permainan bola basket masuk ke Indonesia
setelah perang dunia ke II, dibawa oleh perantau-perantau Cina dan
berkembang dengan cepat, sehingga pada PON I pada tahun 1948 di
Surakarta, bola basket telah dicantumkan dalam acara resmi (Abdoellah,
1985).
Berdasarkan
kutipan di atas dapatlah kita ketahui bahwa bangsa Indonesia telah lama
mengenal permainan bola basket. Sampai saat ini pertumbuhan permainan
bola basket di Indonesia telah banyak mengalami perkembangan, baik
ditingkat daerah maupun di tingkat nasional.
Pengertian Power Otot Bahu
Power
adalah perkalian antara kekuatan dengan kecepatan. Kekuatan merupakan
kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.
Latihan yang cocok untuk mengembangkan kekuatan adalah latihan-latihan
tahanan, dimana harus mengangkat, mendorong atau menarik suatu beban.
Sedangkan kecepatan adalah kemampuan seseorang bergerak dengan waktu
yang relatif singkat.
Dalam
rangka mengembangkan power otot bahu latihan yang dilakukan bisa berupa
latihan beban. Beban latihan dapat berupa anggota tubuh ataupun beban
bobot dari luar. Agar efektif hasilnya, latihan-latihan tahanan haruslah
dilakukan sedemikian rupa sehingga atlet harus dapat mengeluarkan
tenaga maksimal atau hampir maksimal untuk menahan beban tersebut.
Demikian pula beban tersebut harus sedikit demi sedikit bertambah berat
agar perkembangan otot terjamin. Latihan-latihan tahanan haruslah selalu
merupakan latihan tahanan yang progresif (progresif Resistance Training), dan tidak terhenti pada suatu berat beban atau bobot tertentu.
Power
merupakan unsur yang paling penting yang harus dimiliki dalam setiap
cabang olahraga, hal ini dikarenakan di dalam power terdapat kekuatan
dan kecepatan. Harsono (1988) mengatakan : "Power adalah hasil dari force X Velocity, dimana force adalah sepadan dengan kekuatan, dan velocity sama dengan speed atau kecepatan".
Berdasarkan
pendapat di atas beberapa pakar menyebutkan ada dua unsur penting dalam
power adalah : kekuatan otot dan kecepatan otot. Secara ringkas dapat
disimpulkan batasan power adalah kemampuan otot untuk mengarahkan
kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat.
Keterkaitan
antara power otot bahu dengan cabang olahraga bola basket adalah dimana
permainan bola basket membutuhkan kekuatan otot bahu yang besar untuk
melempar, menggiring maupun memasukkan bola ke dalam keranjang.
Disamping itu permainan bola basket juga membutuhkan kecepatan dalam
melempar, menggiring dan menembak bola dalam memperoleh hasil yang
maksimal.
Teknik Dasar Permainan Bola Basket
Dalam
mempersiapkan atlet bola basket yang handal, maka prinsip-prinsip dasar
yang harus dikuasai oleh pemula adalah teknik menggiring bola
(dribbling), menembak bola ke keranjang (shooting), menangkap dan
mengoperkan bola dengan baik. Ambler, (1986) mengungkapkan : Ketrampilan
terpenting dalam permainan bola basket adalah kemampuan untuk
"shooting" atau menembak bola ke dalam keranjang. Ketrampilan ini merupakan suatu ketrampilan yang mampu memberikan hasil nyata secara langsung. Selain itu memasukkan bola ke dalam keranjang merupakan inti dari strategi permainan bola basket.
Teknik dasar permainan bola basket tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut :
Operan Bola dengan Dua Tangan Depan Dada (Chess Pass)
Chess pass merupakan salah satu teknik dasar operan dalam permainan bola basket. Chess pass merupakan operan yang dilakukan di depan dada dengan menggunakan dua tangan. Banyak pemain bola basket dalam permainannya
gagal menggunakan operan ini sehingga bola dapat dikuasai oleh pihak
lawan, hal ini disebabkan karena tidak mengertinya pemain pada keadaan
bagaimana harus melakukan operan ini. Abdoellah (1981) menjelaskan :
Operan tolakan dada (Chess pass) sangat bermanfaat untuk jarak
pendek dengan perhitungan demi kecepatan dan kecermatan dimana kawan
yang akan menenrima bola tidak terjaga dengan ketat". Teknik pelaksanaan
operan chess pass yang benar adalah sebagai berikut : 1) siku
dalam keadaan ditekuk dan melekat disamping badan, kedudukan siku diatur
sedemikian rupa sehingga bola terletak di depan dada kira-kira
sejengkal dari dada; 2) sikap kaki dapat sejajar atau kuda-kuda; 3)
lutut agak ditekuk, badan condong ke depan, dengan memperhatikan
keseimbangan dan sikap santai; 4) operan dilakukan dengan mengambil
awalan (menarik bola ke arah dada), kemudian bola ditolak lurus ke depan
dengan pergelangan tangan dilecutkan sehingga jari-jari tangan
menghadap ke bawah; 5) arah operan setinggi dada atau antara pinggang
dan bahu penerima; dan 6) bersamaan dengan gerak perlepasan bola, berat
badan dipindahkan ke depan (Surayin, 1988).
Operan Dua Tangan di Atas Kepala
Teknik
mengoperkan bola diatas kepala merupakan teknik operan dengan cara
mengalih-tangankan bola yang sering digunakan dalam permainan bola basket
modern. Bola dilemparkan dari posisi di depan atas kepala dengan
gerakan pergelangan tangan ke arah bawah yang kuat sekali. Perhatikan
tanda isyarat yang diberikan oleh penerima bola, (Ambler, 1986).
Operan
dua tangan di atas kepala ini biasanya dilakukan oleh pemain-pemain
yang bentuk tubuhnya jangkung, sehingga mampu melampaui daya raih lawan.
Operan ini juga digunakan untuk operan yang cepat.
Operan dari Samping
Operan
dari samping badan digunakan untuk operan jarak sedang, antara 8 sampai
20 meter. Operan ini biasanya digunakan untuk serangan kilat yang
temponya sangat cepat. Dalam hal ini Ambler (1986) mengemukakan :
Mengoperkan bola dengan tangan dan posisi seperti akan melemparkan
lembing, sangat berguna untuk melemparkan bola agar dapat mencapai jarak
menengah dan jauh. Lemparan ini baik sekali untuk dilemparkan ke arah
teman seregu yang sedang bergerak menuju ke pertahanan lawan. Jari-jari
tangan harus terbuka lebar, dan bola dipegang selama mungkin untuk
mengontrol arah dengan cepat. HIndarkan melempar bola terlalu tinggi.
Operan Bawah Dua Tangan
Operan bola dengan teknik "hand-off"
adalah mengoper bola dari suatu posisi berdekatan dan paling banyak
digunakan bila para pemain berkumpul mengerumuni pemain yang sedang
memegang bola. Bola biasanya diberikan dengan satu atau dua tangan,
sehingga pemegang bola dapat berputar untuk melindungi bolanya, (Ambler,
1986).
Mengoper
bola dari bawah ini sangat baik dilakukan untuk operan jarak dekat
terutama sekali bila lawan melakukan penjagaan secara berkerumun, satu
atau lebih.
Teknik Menangkap Bola (Catching)
Teknik
dasar menangkap bola merupakan teknik dasar yang merupakan hal
terpenting yang harus dimiliki oleh seorang atlet bola basket. Menangkap
bola dapat dilakukan di atas kepala, di samping badan, di depan dada
dan juga dari bawah baik dengan satu tangan maupun dengan dua tangan.
Pelaksanaannya adalah sebagai berikut : "Bola terselip di antara dua
telapak tangan melekat pada bagian samping bola sedikit lebih ke
belakang. Jari-jari terbuka secara lentuk, kedua ibu jari terletak dekat
dengan badan di belakang bola dan menghadap ke arah tengah depan. Bola
harus diamati terus selama melayang di udara menuju ke tangan penerima.
Untuk menghindari pukulan terhadap tangan yang terlampau kuat, jari-jari
digunakan sebagai bantalan. Pemain lawan sama sekali tidak diberi
kesempatan untuk merampas bola, (Ambler, 1986).
Menggiring Bola (Dribbling)
Pemain
pemula umumnya cenderung untuk melihat ke arah bola dalam tahap
permulaan dari kemampuan dalam mengontrol bola. Dianjurkan untuk
merasakan bola daripada membantingnya, menjaga agar pergerakan tangan
tetap lincah dan mendorong bola ke lantai dengan gerakan terkontrol.
Usahakan agar tangan selalu menempel selama mungkin dengan bola. Kedua
tangan harus dilatih untuk melakukan dribbling dan usahakan bola selalu berada di depan bila bertemu dengan lawan, (Ambler, 1986)
Menembak Bola ke dalam Keranjang
Menembak
bola ke dalam keranjang ada dua cara yaitu dengan mempergunakan satu
tangan dan dua tangan. Menembak satu tangan harus diutamakan, sebab
kecepatan menembak lebih terjamin bila dibandingkan dengan menembak
dengan dua tangan. Shooting merupaka suatu ketrampilan yang paling
penting dalam permainan bola basket, karena tanpa memiliki ketrampilan
ini seluruh ketrampilan lainnya akan sia-sia.
Pengaruh Power Bahu Dalam Permainan Bola Basket
Permainan
Bola Basket merupakan suatu permainan yang membutuhkan gerakan-gerakan
yang cepat. Kecepatan gerakan yang dilakukan oleh pemain bola basket
sangat didukung oleh kemampuan kekuatan otot. Kemampuan dasar yang
pertama harus dimiliki oleh pemain bola basket adalah kekuatan yang
berhubungan dengan gerakan-gerakan yang dilakukan untuk mendahului lawan
dalam usaha memasukkan bola ke keranjang basket.
Bola
yang dimainkan oleh pemain dalam permainan bola basket sangat berbeda
dengan bola yang dimainkan oleh pemain sepakbola. Bola basket dimainkan
dengan menggunakan kedua tangan baik untuk menggiring, membagi bola
untuk teman seregu (operan) maupun untuk memasukkan bola kekeranjang
basket (shooting). Mengingat permainan bola basket sangat dominan
menggunakan kedua tangan, maka kekuatan dan kecepatan kedua tangan
pemain bola basket sangat perlu diperhatikan dengan baik. Dengan
demikian kemampuan bermain bola basket dapat ditingkatkan dengan baik
pula.
Lebih
lanjut Abdoellah (1981) menjelaskan bahwa : “Operan tolakan dada dengan
menggunakan kedua tangan sangat bermanfaat untuk menyerang jarak
pendek, dengan perhitungan demi kecepatan dan kecermatan kawan yang akan
menerima tidak terjaga dengan ketat". Disamping itu peranan tangan
dalam memasukkan bola ke keranjang basket juga sangat memegang peranan
penting. Hal ini didasarkan pada berat bola basket yang berkisar antara
600 - 650 gr. Artinya lebih dari 0,5 kg berta bola harus dilayangkan
untuk memasukkan bola ke keranjang yang memiliki lebih kurang 2,75
meter. (lihat sub bab peraturan permainan bola basket).
Komponen
kekuatan dan kecepatan yang dimiliki oleh pemain basket yang baik akan
menimbulkan power yang baik pula. Power lengan yang baik dari pemain
akan lebih memudahkan pemain untuk dapat menguasai bola basket dalam
usaha memasukkan bola ke keranjang basket.
METODE
Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional (Correlational studies).
Arikunto (1991) menjelaskan bahwa : “Penelitian korelasional merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan terdapat tidaknya
hubungan antara dua atau beberapa variabel penelitian. Besarnya atau
tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi”.
Penelitian
yang dilakukan dapat dikatakan sebagai penelitian bertujuan untuk
mengungkapkan terdapat tidaknya hubungan antara variabel power bahu
dengan keterampilan bermain bola basket pada subjek penelitian.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pengukuran lapangan (Field Research).
Bentuk pengukuran lapangan yang digunakan adalah mengukur power bahu
melalui tes Two Hand Medicine Ball Push, yang mempunyai berat 2,5 Kg.
Sedangkan untuk keterampilan bermain bola basket digunakan tes
keterampilan bola basket.
Populasi
dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari Mahasiswa Program Studi
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh yang berjumlah 60 orang. Sedangkan sampel
penelitian adalah 11 orang Mahasiswa yang dipilih secara acak (random
sampling)
Untuk
mengukur komponen power otot bahu dapat digunakan tes Two hand medicine
ball push, (Nurhasan, 1992) Bola Medicine mempunyai berat 2,5 Kg.
Sedangkan pengukuran ketrampilan bermain bola basket dilakukan dengan
tes pengukuran lapangan tentang tes ketrampilan bermain bola basket
seperti : memantul bola ke dinding, menggiring bola di lapangan dan
menembak bola ke keranjang basket. Ketiga nilai tersebut kemudian
dijumlahkan menjadi nilai ketampilan bermain bola basket. Selanjutnya
nilai tersebut ditranspormasikan dalam nilai T-score.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan rangkaian pelaksanaan penelitian yang
dilakukan, maka telah diperoleh data tentang kemampuan power bahu dan
keterampilan bermain bola basket pada Mahasiswa Program Studi Program
Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah
Kuala Angkatan 2004.
Nilai rata-rata kemampuan power bahu berjumlah : 4,29 meter yang berkatagori
sedang. Sedangkan rata-rata tingkat keterampilan bermain bola basket
mempunyai indeks prestasi sebesar 208,36 yang berkatagori Baik.
Berdasarkan
perhitungan tersebut di atas, maka penyimpangan yang terjadi untuk
variabel kemampuan power bahu (SD) sebesar 10,04 dan untuk keterampilan
bermain bola basket (SD ) sebesar 28,85.
Perhitungan
data dengan menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson, diperoleh
hasil korelasi antara kemampuan power bahu (variabel X) dengan
keterampilan bermain bola basket Mahasiswa Program Studi Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah Kuala
Angkatan 2004 sebesar 0,839.
Hasil
pengukuran lapangan dan pengolahan data, menunjukkan kebenaran atau
diterima tidaknya hipotesis yang telah diajukan sebagaimana yang telah
penulis kemukakan terdahulu. Setelah diperoleh hasil perhitungan
korelasi atau nilai r hitung sebesar 0,839 dan apabila dibandingkan
dengan nilai r tabel pada taraf signifikan 0,05 sebesar sebesar 0,602. Hasil
perbandingan ini dapat disimpulkan bahwa nilai r hitung > r tabel
maka hipotesis alternatif (Ha) dapat diterima kebenarannya. Hal ini
membuktikan secara meyakinkan bahwa kemampuan power bahu berpengaruh
secara langsung terhadap keterampilan bermain bola basket pada Mahasiswa
Program Studi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
FKIP Universitas Syiah Kuala Angkatan 2004.
PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil pengolahan data dan pengujian terhadap hipotesis alternatif yang
telah diajukan, maka uji korelasi Product Moment dari Pearson pada taraf
nyata alpha 0,05 sangat terbukti bahwa kemampuan power bahu berpengaruh
secara meyakinkan terhadap tingkat keterampilan bermain bola basket.
Hal ini dibuktikan dengan perbandingan r-hitung > r-tabel dan
t-hitung > t-tabel, sebagaimana yang terdapat dalam perhitungan uji
hipotesis.
Hubungan
ini terjadi disebabkan karena kebutuhan kemampuan power bahu, merupakan
kemampuan yang sangat mendasar untuk pembinaan olahraga permainan,
khususnya permainan bola basket. Kemampuan power bahu merupakan
kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemain basket untuk mempergunakan
sistem antropometri dan komponen dasar tubuh yaitu kekuatan dan
kecepatan gerak serta kemampuan jantung-paru dan sistem peredaran darah
dengan baik pada saat aktivitas fisik, (Pate, 1993). Disamping itu
faktor kondisi fisik lain, seperti kelentukan, kelincahan dan ketepatan serta koordinasi gerak juga turut mendukung keterampilan bermain
bola
basket. Seperti yang telah diutarakan bahwa selain faktor kondisi
fisik, faktor antropometri juga berperan dalam peningkatan bermain bola
basket. Faktor
antropometri meliputi tinggi badan, berat badan yang ringan serta
bertungkai panjang. Badan yang tinggi mempunyai tungkai yang panjang,
dan pada otot yang panjang akan menimbulkan pemanfaatan kekuatan dan
kecepatan secara lebih baik. Pada akhirnya akan dapat menghasilkan
tenaga ledak otot yang sangat besar. Daya ledak otot merupakan salah
satu faktor pendukung dalam menghasilkan suatu prestasi lompatan
vertikal maupun horizontal. Daya ledak otot ini merupakan perkalian yang
terjadi dari kekuatan otot dengan kecepatan yang dimiliki oleh
seseorang. Dengan demikian kekuatan dan kecepatan sebaiknya harus
dimiliki oleh atlet olahraga permainan, (Hidayat, 1992)
Lebih
lanjut Harsono (1988) mengemukakan bahwa : "Pada olahraga permainan
yang dominan menggunakan tungkai dan lengan, maka unsur-unsur yang perlu
diperhatikan adalah kekuatan otot punggung, kekuatan tungkai,
agilitas, kelenturan dan power yang prima". Dalam usaha tersebut, yang
perlu diperhatikan adalah program latihan yang diberikan untuk usia muda
atau usia 12-14 tahun, sebaiknya jangan terlalu berat. Sumosardjuno
(1990) menjelaskan bahwa : "Pemantapan unsur kondisi fisik pada umur
7-13 tahun harus ditangani dengan jenis-jenis permainan tanpa terlalu
banyak latihan yang terlalu terorganisir secara ketat karena akan
menjadi beban fisiologis maupun psikologis".
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa permainan bola basket merupakan suatu
permainan yang sangat membutuhkan koordinasi gerak secara baik.
Disamping itu bentuk tubuh yang atletis, perbandingan timbangan berat
tubuh yang baik, dan susunan saraf yang kondusif juga sangat diperlukan.
Unsur-
unsur dasar bagi suatu prestasi permainan bola basket meliputi
faktor-faktor antropometri, seperti tinggi badan, panjang tungkai, dan
berat badan yang ringan. Disamping itu faktor fisik lain yang mendasar
adalah unsur kekuatan, kecepatan dan daya ledak otot (power) bahu dan
tungkai serta koordinasi dari teknik-teknik dasar permainan perlu dibina
dan dikembangkan.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan
hasil pengumpulan data dan analisis data yang telah dilakukan tentang
pengukuran kemampuan power bahu dan keterampilan bermain bola basket
pada Mahasiswa Program Studi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah Kuala Angkatan 2004 dapat ditarik
simpulan bahwa : 1) rata-rata kemampuan power bahu yang dimiliki oleh Mahasiswa
Program Studi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
FKIP Universitas Syiah Kuala Angkatan 2004 sebesar 4,29 meter yang berkatagori
sedang; 2) rata-rata tingkat keterampilan bermain bola basket Mahasiswa
Program Studi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
FKIP Universitas Syiah Kuala Angkatan 2004 mempunyai indeks prestasi
sebesar 208,36 yang berkatagori Baik; 3) terdapat hubungan yang sangat
nyata antara kemampuan power bahu dengan tingkat keterampilan bermain
bola basket pada Mahasiswa Program Studi Program Studi Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah Kuala Angkatan
2004. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan r-hitung = 0,84 > r-tabel = 0,602 dan t-hitung = 4,63 > t-tabel = 2,262 pada taraf alpha 0,05.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta
kesimpulan yang telah penulis simpulkan, maka dapat diajukan beberapa
saran untuk para pembina, pelatih, guru pendidikan jasmani, maupun
masyarakat penggemar olahraga permainan bola basket untuk dapat
memperhatikan hasil penelitian ini dengan baik dan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka persiapan atlet
bola basket yang bermutu. Selanjutnya untuk para peneliti yang
berkeinginan untuk melanjutkan penelitian ini, penulis sarankan agar
dapat meneliti faktor-faktor lain yang juga dominan mempengaruhi
prestasi permainan bola basket. Dengan demikian perkembangan dan
peningkatan prestasi bola basket di Nanggroe Aceh Darussalam terus
mendapat perhatian dari berbagai pihak. Pada akhirnya nama harum daerah
akan menjadi sumbangan yang sangat baik bagi mata nasional maupun
internasional.
KEPUSTAKAAN
Abdoellah, A. 1985. Olahraga untuk Perguruan Tinggi. PT. Sastra Budaya : Yogyakarta
Ambler, V. 1986. Petunjuk untuk Pelatih dan Pemain Bola Basket. Pioner : Bandung
Arikunto, S. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Edisi Revisi. Rineka Cipta : Jakarta
Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-aspek psikologis Dalam Coaching. CV. Tambak Kusuma : Jakarta
Hidayat, I. 1992. Pengetahuan Dasar Gerak. Depdikbud, Universitas Terbuka : Jakarta
Isparjadi. 1988. Statistik Pendidikan. Rajawali Press : Jakarta
Nurhasan, 1992. Tes dan Pengukuran Olahraga, dalam Lutan, R. dkk. 1992. Manusia dan Olahraga. ITB & FPOK IKIP Bandung : Bandung
Pate, dkk. 1993. Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan. Terjemahan Dwijowinoto, IKIP Semarang Press ; Semarang
Perry, H. R. 1985. Bimbingan Bermain Bola Basket. Mutiara Sumber Widya : Jakarta
Sumosardjuno, S. 1990 : Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga. Jakarta : PT. Bina Cipta
Surahcmad, W. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metode dan Tehnik. Tarsito : Bandung
Surayin. 1988. Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Ganeca Exact : Bandung
Suryabrata, S. 1994. Metodologi Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta
Wirjasantosa, R. 1984. Supervisi Pendidikan Olahraga. Universitas Indonesia Press : Jakarta