....
Minggu, 24 November 2013
Selamat Ulang Tahun Kawan.... (Moh.Arafiq Amin) Bersama Mahasiswa Penjas Akt.2011
Bertambah usia, artinya berkuranglah jatah hidup ini..Tetapi itu tidak mengurangi eratnya persahabatan iniBahkan seiring berjalannya waktu,Persahatan kita terasa semakin kokoh dan menyenangkanSemoga Tuhan memberimu umur panjang yang penuh dengan manfaat dan kebaikan, aamiin..
Kamis, 14 November 2013
Jumat, 01 November 2013
Pendekatan Dalam Pendidikan Rekreasi
MAKALAH REKREASI II
(Pendekatan Dalam Pendidikan Rekresi)
Di Susun Oleh :
Kelompok III
johan sa'bana abduh
PENJASKESREK
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK
2013
KATA
PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini
kami akan membahas mengenai “PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN REKREASI”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan
beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Olahraga
adalah
aktivitas gerak manusia menurut teknik tertentu dalam pelaksanaannya ada unsur
bermain : Ada rasa senang, Dilakukan waktu luang, Aktivitas dipilih (sukarela),
Kepuasan dalam proses, Jika tidak dilaksanakan ada sanksi dan Nilai positif.
Rekreasi, dari bahasa Latin, re-creare,
yang secara harfiah berarti ‘membuat ulang’, adalah kegiatan yang dilakukan
untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Hal ini adalah sebuah
aktivitas yang dilakukan seseorang selain pekerjaan. Kegiatan yang umum
dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan
hobi.Kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada akhir pekan.
Olaharaga
rekreasi adalah jenis kegiatan olahraga yang dilakukan pada waktu senggang atau
waktu-waktu luang.
Menurut
Kusnadi (2002:4) Pengertian Olahraga Rekreasi adalah olahraga yang dilakukan
untuk tujuan rekreasi.
Menurut
Haryono (19978:10) Olahraga rekreasi adalah kegiatan fisik yang dilakukan pada
waktu senggang berdsarkan keingginan atau kehendak yang timbul karena memberi
kepuasan atau kesenangan.
Menurut
Herbert Hagg (1994) “Rekreational sport /leisure time sports are formd of
physical activity in leisure under a time perspective. It comprises sport after
work, on weekends, in vacations, in retirement, or during periods of
(unfortunate) unemployment”.
Menurut
Nurlan Kusmaedi (2002:4) olahraga rekreasi adalah kegiatan olahraga yang ditujukan
untuk rekreasi atau wisata.
Menurut
Aip Syaifuddin (Belajar aktif Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan SMP, Jakarta,
Grasindo.1990) Olahraga rekreasi adalah jenis kegiatan olahraga yang dilakukan
pada waktu senggang atau waktu-waktu luang.
Pengertian
rekreasi olahraga suatu kegiatan ynag menyenangkan yang mengandung unsur gerak
positif.
Rekreasi Olahraga adalah aktivitas
indoor maupun outdoor yang didominasi unsure-unsure olahraga (gerak) sehingga
dapat menyenangkan
BAB
II
PEMBAHASAN
Pendekatan
dalam pendidikan Rekreasi
Dua di antara beberapa pendekatan dalam proses belajar
mengajar “pendidikan rekreasi” adalah sebagai berikut :
a. Pendekatan secara holistic
Menggambarkan
bahwa pada hakikatnya setiap disiplin ilmu mempunyai hubungan timbale balik
yang saling mendukung, sehingga merupakan suatu dispilin ilmu yang berdimensi
luas. Hal ini dapat kita jumpai, misalnya dalam pelajaran pendidikan jasmani
dalam bentuk permainan “jamuran”. Permainan tersebut mengunakan segala jenis
gerakan binatang baik air, udara maupun darat sebagai sarana gerak.
Dalam
hal ini, siswa tidak hanya dituntut untuk belajar tentang gerak untuk kesehatan
atau peningkatan keterampilan jasmani saja. Akan tetapi lebih dari itu, siswa
juga belajar mengembangkan daya ingat yakni dengan mengingat jenis-jenis
binatang dengan segalah bentuk dan gerakannya yang berbeda-beda, sesuai dengan
ciri-ciri masing-masing binatang tersebut. Disamping itu, anak itu dituntut
belajar mengembangkan sikap sosial, karena ia harus melakukan gerakan yang
seragam bersama kelompoknya. Anak juga memperoleh kesempatan untuk belajar
mengembangkan kemampuan untuk berbahasa serta berkomunikasi, yakni dengan
belajar memahami perintah guru, memahami istilah-istilah baru, dan sebagainya.
Lebih lanjut, siswa juga belajar membedakan jenis-jenis binatang, termasuk
tingkah lakunya, cara belajarnya, suaranya, dan lain-lainnya. Jadi, melalui
satu displin ilmu anak dapat sekaligus mempelajari disiplin ilmu yang lain
secara terpadu.
b. Pendekatan berdimensi “segitiga”
(KAP)
Pendekatan
berdimensi “segitiga”- Kognitif (K), Afektif (A) dan Psikomotor (P) lebih
menekankan pada kenyataan, bahwa apapun tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
oleh pendidikan rekreasi, harus sesuai dengan program kurikulum. Programnya
harus di sertai dengan pengembangan menyeluruh intelektual , keterampilan serta
siakapa social , meskipun demikian ada di anatara ketiga aspek itu yang
mendapat tekanan khusus secara bergantian.
Tampakanya
ada suatu hal yang unik dan perlu di simak dalam system belajar seperti ini,
bekaitan dengan pembentukan kelompok belajar siswa. Dalam pengelompokan ini ,
cara yang di tempuh adalah dengan menetapkan sekala prioritas yang artinya
pengelompokan itu tergantung pada aspek mana yang akan di tekankan untuk di
kembangkan, misalanya di tekankan pada aspek kognitip,afekti, atau psikomotor.
Keempat contoh berikut inimenunjukan penekanan tujuan yang berbeda-beda.
Dari
beberapa pendekatan pembelajaran seperti tersebut di atas akan lebih baik jika
penerapan pendekatan dalam contoh a,b,c dan d, di lakasanakan secra bergantian
agar dapat berbagi susasana belajar mengajar yang sehata dan menyanangkan di
kelas. Di samping itu, guru dan siswa
tidak menjadi bosan karena suasana belajar mengajar tidak lagi menonton , bahkan sebaliknya
menjadi lebih hidup.
Lebih
lanjut , pada pendekatan seperti ini member kesempatan kepada sisiwa untuk
dapat melibatkan diri secara langsung
dan aktip dalam kegiatan belajar mngjar tersebut . siswa tidak hanya sebagai
objek pendengar atau penerima program,
tetapi lebih dari itu , siswa aktip ,
ikut serta dalam pengembangan intelektual (kogenitip) keterampilan materi
(psikomotor) dan Afektip. Dengan kata lain , pendekatan ini memiliki sasaran
majemuk. Pertama , member kesempatan kepada sisiwa untuk meningkatkan kemampuan
mereka untuk memperolleh fakta , pengertian dan pemahaman secra mandiri
(pengembangan intelektual). Kedua, membantu siswa dalam pembentukan dan peningkatan keterampilan dengan jalan
melakukan perbuatan langsung
(pengambangan afektip) dengan demikian , anak tidak hanya berlaku sebagai obek
pengamat atau penerima perlakuan yang penuh denagn nilai-nilai akan tetapi juga
bertindak secara aktip memperlakukan
orang lain dan lingkungannya , perpedoman pada nilai nilai yang luhur misalnya
, kerjasama dengan kelompok.
Berdasarkan
dalam program tersebut di atas, jelas bahwa pendekatan ini mempunyai sasaran
pokok yaitu membentuk dan mengembangkan
ketiga potensi , yang ada pada setiap individu dengan cara melibatkan siswa
secara langsung , dalam kegiatan
pelancaran kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu , sasaran pendidikan di
alam terbuka sebagai bagian dari pendidikan rekreasi dengan bebagai
pendekatannya , tampaknya sesuai dengan harapan pendidikan secara umum dan dan pengajaran di
pendidikan jadmani secara khusus.karena
, itu pula dapat di katakana, bahwa pendidikan rekreasi pada hakekatnya dapat
di terima sebagai alat pendidikan untuk
mencapai tujauan pendidikan pada umumnya.
Dengan
demikian jelaslah bahwa pengalaman belajar tidak hanya terbatas pada subsensi
substansi yang di sajikan di kelas saja . dengan kata lain , dapat di simpulkan
bahwa kegiatan belajar mengajar dalam
pendidikan rekreasi tidak lagi semata
mata bergantung pada guru, papan tulus, serta kapur,atau lain lainya ,
melainkan juga mengikuti pengalamn dan bahan-bahan yang terdapat di luar kelas
dan sekolah
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendekatan
secara holistic Menggambarkan bahwa pada hakikatnya setiap disiplin ilmu
mempunyai hubungan timbale balik yang saling mendukung, sehingga merupakan
suatu dispilin ilmu yang berdimensi luas.
Pendekatan
berdimensi “segitiga”- Kognitif (K), Afektif (A) dan Psikomotor (P) lebih
menekankan pada kenyataan, bahwa apapun tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
oleh pendidikan rekreasi, harus sesuai dengan program kurikulum. Programnya
harus di sertai dengan pengembangan menyeluruh intelektual , keterampilan serta
siakapa social , meskipun demikian ada di anatara ketiga aspek itu yang
mendapat tekanan khusus secara bergantian
Langganan:
Postingan (Atom)