....

Selamat Datang di Blog.......!!!!! I Dunia Olahraga I Jadwal Kuliah I Materi Kuliah I Dokumentasi I Informasi Kampus

Jumat, 01 November 2013

Pendekatan Dalam Pendidikan Rekreasi



MAKALAH REKREASI II
(Pendekatan Dalam Pendidikan Rekresi)



 








Di Susun Oleh :
Kelompok III
johan sa'bana abduh





PENJASKESREK



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK
2013





KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN REKREASI”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Olahraga adalah aktivitas gerak manusia menurut teknik tertentu dalam pelaksanaannya ada unsur bermain : Ada rasa senang, Dilakukan waktu luang, Aktivitas dipilih (sukarela), Kepuasan dalam proses, Jika tidak dilaksanakan ada sanksi dan Nilai positif.
Rekreasi, dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti ‘membuat ulang’, adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Hal ini adalah sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang selain pekerjaan. Kegiatan yang umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan hobi.Kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada akhir pekan.
Olaharaga rekreasi adalah jenis kegiatan olahraga yang dilakukan pada waktu senggang atau waktu-waktu luang.
Menurut Kusnadi (2002:4) Pengertian Olahraga Rekreasi adalah olahraga yang dilakukan untuk tujuan rekreasi.
Menurut Haryono (19978:10) Olahraga rekreasi adalah kegiatan fisik yang dilakukan pada waktu senggang berdsarkan keingginan atau kehendak yang timbul karena memberi kepuasan atau kesenangan.
Menurut Herbert Hagg (1994) “Rekreational sport /leisure time sports are formd of physical activity in leisure under a time perspective. It comprises sport after work, on weekends, in vacations, in retirement, or during periods of (unfortunate) unemployment”.
Menurut Nurlan Kusmaedi (2002:4) olahraga rekreasi adalah kegiatan olahraga yang ditujukan untuk rekreasi atau wisata.
Menurut Aip Syaifuddin (Belajar aktif Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMP, Jakarta, Grasindo.1990) Olahraga rekreasi adalah jenis kegiatan olahraga yang dilakukan pada waktu senggang atau waktu-waktu luang.
Pengertian rekreasi olahraga suatu kegiatan ynag menyenangkan yang mengandung unsur gerak positif.
Rekreasi Olahraga adalah aktivitas indoor maupun outdoor yang didominasi unsure-unsure olahraga (gerak) sehingga dapat menyenangkan


























BAB II
PEMBAHASAN
Pendekatan dalam pendidikan Rekreasi
            Dua di antara beberapa pendekatan dalam proses belajar mengajar “pendidikan rekreasi” adalah sebagai berikut :
a.      Pendekatan secara holistic
Menggambarkan bahwa pada hakikatnya setiap disiplin ilmu mempunyai hubungan timbale balik yang saling mendukung, sehingga merupakan suatu dispilin ilmu yang berdimensi luas. Hal ini dapat kita jumpai, misalnya dalam pelajaran pendidikan jasmani dalam bentuk permainan “jamuran”. Permainan tersebut mengunakan segala jenis gerakan binatang baik air, udara maupun darat sebagai sarana gerak.
Dalam hal ini, siswa tidak hanya dituntut untuk belajar tentang gerak untuk kesehatan atau peningkatan keterampilan jasmani saja. Akan tetapi lebih dari itu, siswa juga belajar mengembangkan daya ingat yakni dengan mengingat jenis-jenis binatang dengan segalah bentuk dan gerakannya yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri-ciri masing-masing binatang tersebut. Disamping itu, anak itu dituntut belajar mengembangkan sikap sosial, karena ia harus melakukan gerakan yang seragam bersama kelompoknya. Anak juga memperoleh kesempatan untuk belajar mengembangkan kemampuan untuk berbahasa serta berkomunikasi, yakni dengan belajar memahami perintah guru, memahami istilah-istilah baru, dan sebagainya. Lebih lanjut, siswa juga belajar membedakan jenis-jenis binatang, termasuk tingkah lakunya, cara belajarnya, suaranya, dan lain-lainnya. Jadi, melalui satu displin ilmu anak dapat sekaligus mempelajari disiplin ilmu yang lain secara terpadu.
b.      Pendekatan berdimensi “segitiga” (KAP)
Pendekatan berdimensi “segitiga”- Kognitif (K), Afektif (A) dan Psikomotor (P) lebih menekankan pada kenyataan, bahwa apapun tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh pendidikan rekreasi, harus sesuai dengan program kurikulum. Programnya harus di sertai dengan pengembangan menyeluruh intelektual , keterampilan serta siakapa social , meskipun demikian ada di anatara ketiga aspek itu yang mendapat tekanan khusus secara bergantian.
Tampakanya ada suatu hal yang unik dan perlu di simak dalam system belajar seperti ini, bekaitan dengan pembentukan kelompok belajar siswa. Dalam pengelompokan ini , cara yang di tempuh adalah dengan menetapkan sekala prioritas yang artinya pengelompokan itu tergantung pada aspek mana yang akan di tekankan untuk di kembangkan, misalanya di tekankan pada aspek kognitip,afekti, atau psikomotor. Keempat contoh berikut inimenunjukan penekanan tujuan yang berbeda-beda.
Dari beberapa pendekatan pembelajaran seperti tersebut di atas akan lebih baik jika penerapan pendekatan dalam contoh a,b,c dan d, di lakasanakan secra bergantian agar dapat berbagi susasana belajar mengajar yang sehata dan menyanangkan di kelas. Di samping itu,  guru dan siswa tidak menjadi bosan karena suasana belajar mengajar  tidak lagi menonton , bahkan sebaliknya menjadi lebih hidup.
Lebih lanjut , pada pendekatan seperti ini member kesempatan kepada sisiwa untuk dapat melibatkan diri secara  langsung dan aktip dalam kegiatan belajar mngjar tersebut . siswa tidak hanya sebagai objek pendengar atau penerima  program, tetapi  lebih dari itu , siswa aktip , ikut serta dalam pengembangan intelektual (kogenitip) keterampilan materi (psikomotor) dan Afektip. Dengan kata lain , pendekatan ini memiliki sasaran majemuk. Pertama , member kesempatan kepada sisiwa untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk memperolleh fakta , pengertian dan pemahaman secra mandiri (pengembangan intelektual). Kedua, membantu siswa dalam pembentukan dan  peningkatan keterampilan dengan jalan melakukan perbuatan  langsung (pengambangan afektip) dengan demikian , anak tidak hanya berlaku sebagai obek pengamat atau penerima perlakuan yang penuh denagn nilai-nilai akan tetapi juga bertindak secara aktip  memperlakukan orang lain dan lingkungannya , perpedoman pada nilai nilai yang luhur misalnya , kerjasama dengan kelompok.
Berdasarkan dalam program tersebut di atas, jelas bahwa pendekatan ini mempunyai sasaran pokok yaitu membentuk  dan mengembangkan ketiga potensi , yang ada pada setiap individu dengan cara melibatkan siswa secara  langsung , dalam kegiatan pelancaran kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu , sasaran pendidikan di alam terbuka sebagai bagian dari pendidikan rekreasi dengan bebagai pendekatannya , tampaknya sesuai dengan harapan pendidikan  secara umum dan dan pengajaran di pendidikan  jadmani secara khusus.karena , itu pula dapat di katakana, bahwa pendidikan rekreasi pada hakekatnya dapat di terima sebagai alat pendidikan  untuk mencapai tujauan pendidikan pada umumnya.
Dengan demikian jelaslah bahwa pengalaman belajar tidak hanya terbatas pada subsensi substansi yang di sajikan di kelas saja . dengan kata lain , dapat di simpulkan bahwa kegiatan  belajar mengajar dalam pendidikan rekreasi  tidak lagi semata mata bergantung pada guru, papan tulus, serta kapur,atau lain lainya , melainkan juga mengikuti pengalamn dan bahan-bahan yang terdapat di luar kelas dan sekolah






















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendekatan secara holistic Menggambarkan bahwa pada hakikatnya setiap disiplin ilmu mempunyai hubungan timbale balik yang saling mendukung, sehingga merupakan suatu dispilin ilmu yang berdimensi luas.
Pendekatan berdimensi “segitiga”- Kognitif (K), Afektif (A) dan Psikomotor (P) lebih menekankan pada kenyataan, bahwa apapun tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh pendidikan rekreasi, harus sesuai dengan program kurikulum. Programnya harus di sertai dengan pengembangan menyeluruh intelektual , keterampilan serta siakapa social , meskipun demikian ada di anatara ketiga aspek itu yang mendapat tekanan khusus secara bergantian
 

































Tidak ada komentar:

Posting Komentar