Pendidikan jasmani atau yang lebih dikenal dengan Penjas (Dikjas)
merupakan salah satu mata pelajaran formal, yang telah diberikan mulai dari
sekolah dasar hingga sekolah menengah. Peranan Pendidikan Jasmani adalah sangat
penting, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam
aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang
dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk
membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
Pendidikan
jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh
banyak kalangan. Namun, dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani
berjalan belum efektif seperti yang diharapkan. Pembelajaran pendidikan jasmani
cenderung tradisional. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus
terpusat pada guru tetap pada siswa. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan
dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus
disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan
bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan
pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran
pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh mereka yang hendak mengajar
pendidikan jasmani.
Pengertian pendidikan jasmani sering dikaburkan dengan konsep
lain. Konsep. Itu menyamakan pendidikan jasmani dengan setiap usaha atau
kegiatan yang mengarah pada pengembangan organ-organ tubuh manusia (body building),
kesegaran jasmani (physical
fitness), kegiatan fisik (physical
activities), dan pengembangan keterampilan (skill development).
Pengertian itu memberikan pandangan yang sempit dan menyesatkan arti pendidikan
jasmani yang sebenarnya. Walaupun memang benar aktivitas fisik itu mempunyai
tujuan tertentu, namun karena tidak dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka
kegiatan itu tidak mengandung unsur-unsur pedagogik.
Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan
fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan
secara umum (general education).
Sudah tentu proses tersebut dilakukan dengan sadar dan melibatkan interaksi
sistematik antar pelakunya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kekeliruan yang sering dijumpai adalah banyak orang yang beranggapan bahwa
pendidikan jasmani hanya berisi dengan kegiatan olahraga. Di sekolahpun, mata
pelajaran pendidikan jasmani dianggap sebagai mata pelajaran yang hanya
mengandalkan fisik. Bahkan, yang lebih parah, ada kecenderungan bahwa guru
pendidikan jasmani hanya mengembangkan keterampilan fisik (psikomotorik), tanpa
mengembangkan aspek yang lain.
Perlu
adanya sebuah pemikiran baru mengenai konsep pendidikan jasmani di sekolah.
Oleh karena itu, konsep serta prinsip dalam pembelajaran pendidikan jasmani
atau dikjas akan dibahas dalam makalah ini. Adapun judul makalah ini adalah
“Konsep dan Prinsip Pembelajaran Pendidikan Jasmani”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar